Penyanyi pop Cat Steven juga terbuka hari memeluk agama Islam setelah mentelaah terjemahan Al Quran yang dihadiahkan kepadanya.
Kita di Malaysia kurang mendampingi saudara se Islam , apatah lagi saudara sebapa Nabi Adam yang berbangsa Cina dan India. Sebarkanlah kasih sayang sesama kita. Selamatkan kita dan mereka yang berada di sekeliling kita dari api dunia dan api akhirat.
Gambar model jelita Itali tidak bertudung dan berpakaian menjolok mata memegang Al Quran
Muammar Gaddafi berdakwah di Itali
Berita Harian 31 Ogos 2010
SEORANG wanita memegang al-Quran selepas pertemuan dengan Gaddafi. 3 wanita peluk Islam selepas dengar tazkirah
ROME: Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi memberi penjelasan mengenai agama Islam dan memberi salinan al-Quran kepada beberapa ratus wanita muda Itali ketika beliau tiba di sini untuk kunjungan keempat dalam tempoh setahun.
Ia adalah kali kedua pemimpin Libya itu yang berkunjung bersama pengawal peribadi wanita dan menganggap dirinya pejuang wanita, melancarkan acara seperti itu untuk wanita Itali, yang direkrut oleh sebuah agensi model dan dibayar sejumlah wang untuk menghadirinya. Michela, yang meminta nama keluarganya tidak disiarkan memberitahu berita televisyen Associated Press bahawa tiga peserta kemudian memeluk Islam, kelmarin.
“Beliau mudah mesra dan memberi kami senaskhah al-Quran. Tiga gadis menukar agama Islam ketika acara itu. Ia adalah satu acara indah,” katanya.
Peserta lain, walaupun memperkenal diri mereka sebagai penganut Roman Katolik di negara yang secara meluas beragama Kristian Katolik itu berkata Gaddafi menggesa yang lain menukar agama dan menolak agama Kristian sebagai tidak penting.
Antara 200 dan 500 wanita muda hadir, tiba bersama 10 bas di kediaman duta Libya ketika pesawat Gaddafi mendarat di lapangan terbang Ciampino di sini pada permulaan lawatan dua hari.
Lawatan itu, di tengah hubungan perniagaan pulih antara Libya dan bekas pemerintah jajahannya, turut menandakan ulang tahun kedua perjanjian persahabatan di mana Itali bersetuju membayar Libya AS$5 bilion (RM15.71 bilion) sebagai pampasan untuk penjajahan 30 tahunnya yang berakhir pada 1943.
Apabila Gaddafi berada di Itali pada November lalu untuk satu sidang kemuncak makanan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu, beliau melayan 200 wanita muda Itali yang direkrut dan dibayar 50 euro (RM235.68) oleh agensi model yang sama untuk menghadirinya.
Kemudian, beliau juga memberi ceramah mengenai Islam dan menyerahkan naskhah al-Quran.
Kali ini, wanita terbabit tidak menyatakan upah mereka, hanya memberitahu mereka menerima bayaran kecil.
Ketika lawatan pertamanya ke Itali pada Jun 2009, Gaddafi menjemput 700 ahli perniagaan terkenal Itali dan ahli politik wanita untuk mendengar ceramah apabila beliau mengkritik layanan Islam ke atas wanita, namun mencadangkan saudara mara lelaki berhak membuat keputusan membenarkan wanita memandu.
Sebagai sebahagian sambutan ulang tahun perjanjian persahabatan itu, kira-kira 30 kuda Libya tiba di sini untuk mengambil bahagian dalam satu demonstrasi bersama dengan pasukan berkuda Itali semalam.
Gaddafi membuat kunjungan pertama ke Itali Jun lalu, mendakwa wujud era baru hubungan selepas perjanjian persahabatan itu. Namun, kunjungan pertamanya turut disambut dengan demonstrasi menunjukkan bahawa luka penjajahan belum sembuh.
Beliau tiba memakai gambar hitam putih dipinkan pada seragam tenteranya menunjukkan hero Libya yang terkorban akibat penjajahan Itali.
Gaddafi tidak memakai gambar terbabit ketika tiba dan beliau disambut Menteri Luar Itali, Franco Frattini. – AP
Cat Steven, Masuk Islam Saat Berada di Puncak Ketenaran
Minggu, 26/04/2009
Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Bintang Pop
Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan.
"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.
"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.
Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.
"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.
Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.
Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.
Mencari Kebenaran
Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.
Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.
Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.
Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.
"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.
Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.
Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."
Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.
"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.
Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.
"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.
"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan.
Berita Harian 31 Ogos 2010
SEORANG wanita memegang al-Quran selepas pertemuan dengan Gaddafi. 3 wanita peluk Islam selepas dengar tazkirah
ROME: Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi memberi penjelasan mengenai agama Islam dan memberi salinan al-Quran kepada beberapa ratus wanita muda Itali ketika beliau tiba di sini untuk kunjungan keempat dalam tempoh setahun.
Ia adalah kali kedua pemimpin Libya itu yang berkunjung bersama pengawal peribadi wanita dan menganggap dirinya pejuang wanita, melancarkan acara seperti itu untuk wanita Itali, yang direkrut oleh sebuah agensi model dan dibayar sejumlah wang untuk menghadirinya. Michela, yang meminta nama keluarganya tidak disiarkan memberitahu berita televisyen Associated Press bahawa tiga peserta kemudian memeluk Islam, kelmarin.
“Beliau mudah mesra dan memberi kami senaskhah al-Quran. Tiga gadis menukar agama Islam ketika acara itu. Ia adalah satu acara indah,” katanya.
Peserta lain, walaupun memperkenal diri mereka sebagai penganut Roman Katolik di negara yang secara meluas beragama Kristian Katolik itu berkata Gaddafi menggesa yang lain menukar agama dan menolak agama Kristian sebagai tidak penting.
Antara 200 dan 500 wanita muda hadir, tiba bersama 10 bas di kediaman duta Libya ketika pesawat Gaddafi mendarat di lapangan terbang Ciampino di sini pada permulaan lawatan dua hari.
Lawatan itu, di tengah hubungan perniagaan pulih antara Libya dan bekas pemerintah jajahannya, turut menandakan ulang tahun kedua perjanjian persahabatan di mana Itali bersetuju membayar Libya AS$5 bilion (RM15.71 bilion) sebagai pampasan untuk penjajahan 30 tahunnya yang berakhir pada 1943.
Apabila Gaddafi berada di Itali pada November lalu untuk satu sidang kemuncak makanan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu, beliau melayan 200 wanita muda Itali yang direkrut dan dibayar 50 euro (RM235.68) oleh agensi model yang sama untuk menghadirinya.
Kemudian, beliau juga memberi ceramah mengenai Islam dan menyerahkan naskhah al-Quran.
Kali ini, wanita terbabit tidak menyatakan upah mereka, hanya memberitahu mereka menerima bayaran kecil.
Ketika lawatan pertamanya ke Itali pada Jun 2009, Gaddafi menjemput 700 ahli perniagaan terkenal Itali dan ahli politik wanita untuk mendengar ceramah apabila beliau mengkritik layanan Islam ke atas wanita, namun mencadangkan saudara mara lelaki berhak membuat keputusan membenarkan wanita memandu.
Sebagai sebahagian sambutan ulang tahun perjanjian persahabatan itu, kira-kira 30 kuda Libya tiba di sini untuk mengambil bahagian dalam satu demonstrasi bersama dengan pasukan berkuda Itali semalam.
Gaddafi membuat kunjungan pertama ke Itali Jun lalu, mendakwa wujud era baru hubungan selepas perjanjian persahabatan itu. Namun, kunjungan pertamanya turut disambut dengan demonstrasi menunjukkan bahawa luka penjajahan belum sembuh.
Beliau tiba memakai gambar hitam putih dipinkan pada seragam tenteranya menunjukkan hero Libya yang terkorban akibat penjajahan Itali.
Gaddafi tidak memakai gambar terbabit ketika tiba dan beliau disambut Menteri Luar Itali, Franco Frattini. – AP
Cat Steven, Masuk Islam Saat Berada di Puncak Ketenaran
Minggu, 26/04/2009
Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Bintang Pop
Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan.
"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.
"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.
Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.
"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.
Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.
Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.
Mencari Kebenaran
Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.
Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.
Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.
Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.
"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.
Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.
Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."
Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.
"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.
Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.
"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.
"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan.
No comments:
Post a Comment